SECRIIT – Setelah Sainz menabrak roda Fernando Alonso pada restart terakhir, balapan di Albert Park berakhir di belakang Safety Car dengan hasil yang bisa dibilang kurang memuaskan bagi penonton Australian Grand Prix. Namun, setelah balapan selesai, Sainz dikenakan penalti lima detik yang membuat posisinya turun dari P4 ke P12. Ferrari tidak terima dengan keputusan tersebut dan memutuskan untuk mengajukan permohonan hak peninjauan kembali dengan beberapa bukti baru yang mereka kumpulkan.
Namun, sayangnya permohonan mereka ditolak oleh FIA meskipun Ferrari telah menunjukkan beberapa bukti baru yang cukup signifikan dan relevan untuk membatalkan hukuman yang dijatuhkan pada Sainz. Ferrari merasa bahwa keputusan tersebut dibuat saat balapan berlangsung dan tidak memberikan kesempatan kepada pembalap untuk menyampaikan pembelaannya di hadapan steward.
Ferrari juga menunjukkan kasus Force India pada tahun 2014 sebagai preseden di mana pernyataan saksi pembalap dan data telemetri baru diterima sebagai bukti baru yang signifikan dan relevan. Namun, FIA menolak kasus Ferrari dengan alasan bahwa bukti-bukti yang mereka berikan tidak memenuhi ketentuan “informasi baru yang signifikan dan relevan yang tidak tersedia bagi pihak-pihak yang meminta peninjauan ulang pada saat keputusan yang bersangkutan dibuat”. FIA juga berpendapat bahwa semua pembalap dihadapkan pada kondisi yang sama dengan Sainz.
Ferrari merespons dengan mengeluarkan pernyataan bahwa mereka “menghormati” proses dan keputusan FIA, meskipun mereka merasa kecewa bahwa FIA tidak memberikan hak peninjauan kembali kepada mereka. Mereka menegaskan bahwa mereka akan terus bekerja sama dengan FIA, F1, dan tim lain untuk meningkatkan pengawasan olahraga mereka dan memastikan tingkat keadilan dan konsistensi tertinggi yang pantas didapatkan oleh olahraga mereka.
Sementara itu, Carlos Sainz juga mengekspresikan kekecewaannya atas keputusan FIA dalam sebuah posting di media sosial. Meskipun ia mengakui bahwa kejadian di Australia sudah menjadi masa lalu dan ia kini fokus pada balapan berikutnya di Baku, Sainz masih merasa bahwa hukuman yang dijatuhkan padanya terlalu tidak proporsional. Ia berharap bahwa FIA dapat lebih jelas dan konsisten dalam proses pengambilan keputusan demi kebaikan olahraga.
Penonton Yang Rusak Fasilitas dan Penjarahan di Australian Grand Prix
F1 Australia 2023 telah menjadi sorotan dunia setelah beberapa penonton melakukan aksi penjarahan dan merusak fasilitas sirkuit saat balapan berakhir. Tak hanya itu, kerusuhan terjadi di sejumlah area di sekitar Sirkuit Albert Park, di mana banyak penonton menerobos masuk ke trek dan merusak pembatas. Hal ini telah mengakibatkan kerugian finansial dan mencoreng citra ajang balap mobil bergengsi tersebut.
Aksi penjarahan yang terjadi juga terbilang cukup parah. Beberapa peralatan elektronik milik FIA, yang berfungsi untuk mendukung kelancaran balapan, menjadi sasaran para oknum penonton yang tak memiliki rasa malu untuk melakukan tindakan kriminal tersebut. Video yang beredar di media sosial memperlihatkan beberapa orang yang merayakan aksi mereka setelah berhasil mengambil barang-barang tersebut.
Tak hanya merusak fasilitas sirkuit, penonton juga terlihat melakukan aksi keributan dengan saling melempar botol di area trek dan grid. Hal ini sangat tidak pantas dan merugikan semua pihak yang terlibat dalam F1 Australia 2023. Meski motif di balik aksi penjarahan tersebut belum jelas, namun hal ini tak bisa dibenarkan dan harus menjadi perhatian serius bagi semua pihak terkait.
Oleh karena itu, semua pihak harus bersama-sama melakukan evaluasi dan tindakan preventif agar kejadian seperti ini tidak terulang di masa mendatang. Selain itu, perlu juga dilakukan kampanye edukasi kepada penonton tentang pentingnya menjaga fasilitas dan tidak melakukan tindakan yang merugikan ajang balap mobil bergengsi seperti F1. Dengan begitu, F1 Australia dan ajang balap mobil lainnya dapat berjalan dengan aman, lancar, dan sukses.